dhoe's_zone

Headline


 Pembobolan data di sebuah perusahaan pengolahan pembayaran berpotensi membahayakan 1,5 juta nomor kartu kredit dan debit dari semua merek kartu utama.
Perusahaan pemroses transaksi kartu Global Payments (GP) memastikan adanya serangan itu. Serangan ini terjadi pada Jumat (30/3) malam lalu dan dinyatakan, ‘data kartu mungkin telah diakses’.
Perusahaan ini mengaku menyadari hal ini sudah terjadi sejak awal Maret dan ‘segera’ memberitahukannya pada orang-orang yang ada di dalam industri ini. GP menyatakan, untuk sementara lebih dari 1 juta nomor kartu diserang, nama pemegang kartu, alamat dan nomor Jaminan Sosial tak terekspos.
Pembobolan ini cukup besar meski hanya mempengaruhi sebagian kecil dari 1 miliar kartu debit dan kredit yang beredar di Amerika Serikat (AS). GP sendiri tak menyebutkan perusahaan kartu mana yang diserang namun, Visa menyatakan yang terserang adalah para pemain besar.
Hal ini dikarenkan, GP merupakan adalah salah satu tautan dalam rantai panjang yang terlibat dalam transaksi kartu. Saat seorang pelanggan menggesekan kartu kredit, data dikirim ke prosesor pembayaran seperti GP yang mengkoordinasi langkah-langkah dalam otorisasi tagihan dan mengirim rincian transaksi ke jaringan kartu seperti Visa dan MasterCard.
MasterCard sendiri mengaku telah memperingatkan penerbit kartu pembayaran ‘mengenai akun MasterCard tertentu yang berpotensi berisiko’. Discover dan American Express mengatakan, pihaknya sedang memantau situasi ini.
Pada Minggu (1/4) malam, juru bicara Visa Sandra Chu mengkonfirmasi, Visa telah menghapus GP dari daftar pilihan prosesor kartu kredit. GP masih bisa memproses transaksi namun perusahaan ini harus membayar biaya lebih tinggi untuk melakukannya.
GP pun melakukan konferensi Senin (2/4) pagi untuk memberi rincian lebih lanjut mengenai bencana tersebut. Para eksekutif GP menekankan, penyelidikan sedang berlangsung. Hingga itu selesai, mereka memberi rincian mengenai bagaimana pembobolan ini terjadi.
Namun, GP bersikeras, pembobolan ini terbatas pada ‘sejumlah server’ dan hanya terbatas untuk akun di Amerika Utara. CEO GP Paul Garcia mengatakan, pihaknya sedang bekerja untuk mengatasi kerusakan yang terjadi.
“Mereka pencuri dan mereka orang jahat. Mereka adalah orang yang ingin menyakiti kita semua. Kami sedang bekerja mengatasinya,” kata Garcia. CFO GP David Mangum juga menepis pertanyaan analis mengenai hantaman pada keuntungan dan reputasi perusahaannya.
“Jelas, ini bukan harapan kami di tahun ini. Kami akan menyelesaikan kewajiban kami dalam satu percakapan,” kata Mangum. Bagi pelanggan, hal terbaik yang bisa dilakukan adalah duduk diam.
Jika penerbit kartu Anda mengira akun diserang, mereka akan menghubungi Anda. Di situasi semacam ini, perusahaan kartu kredit umumnya menawarkan layanan pengawasan pada para pelanggan secara gratis.
sumber : http://www.inilah.com/

Categories: ,

Leave a Reply